Jumat, 15 April 2011

Nasib Petani


Nasib Petani Indonesia
Petani adalah sosok yang tangguh, bekerja bukan hanya untuk menghidupi keluarga masing-masing, melainkan untuk menghidupi orang banyak. Pekerjaan yang mulia ini tidak sebanding dengan kehidupan petani yang belum bisa dikatakan sejahtera. Banyak permasalahan yang membuat petani hidupnya belum sejahtera, namun faktor utamanya adalah dalam bidang pertanian itu sendiri. Beberapa masalah yang dihadapi oleh petani adalah serang hama wereng yang ganas, meningkatnya harga pupuk, dan harga sewa tanah yang harus dibayar oleh petani yang tidak memiliki tanah pribadi.
Cuaca yang tidak menentu ini membuat hama-hama tanaman mudah berkembang biak. Seorang petani dari desa Teluk Jambe, Karawang, Jawa Barat, mengaku telah rugi hampir Rp. 15.000.000,00 karena ladang sawah yang digarapnya diserang oleh hama wereng. Petani itu mengaku telah berupaya untuk mengatasi hama tersebut dengan pupuk yang bisa membunuh hama tersebut, harga pupuk yang digunakan untuk membunuh hama tersebut mencapai Rp. 200.000,00. Namun usaha yang dilakukannya sia-sia. Cuaca yang terjadi di daerah Karawang ini diakui sangat ekstrem bagi kalangan petani. “Hujan yang tidak begitu besar namun hembusan angin yang kencang membuat tanaman menjadi rusak dan menjadikan hama-hama mudah berkembang biak”, diakui Endin salah seorang petani yang mengalami kerugian.
Penggunaan pestisida untuk menyuburi sawah masih banyak terjadi dikalangan petani. Peralihan menggunakan pupuk organik untuk kesuburan sawah dirasa memberatkan bagi petani karena harganya yang mahal. Pestisida yang beraroma seperti bensin ini tentunya bahaya terhadap kesehatan. Bahan kimia yang terkandung didalamnya membuat tanaman menjadi lebih cepat tumbuh, namun beresiko buruk terhadap kesehatan bila sayuran yang dikonsumsi tidak dibersihkan sesuai prosedur.
Kesengsaraan petani pun bertambah bagi petani yang menyewa lahan pertanianya. Setiap panen petani harus membagi hasil panennya kepada pemilik tanah. Untuk setiap kali panen padi, petani harus membagi hasil kepada pemilik tanah sekitar 200 kg beras atau sekitar 150 kg untuk sayuran. Jika petani mengalami panen raya, tentunya hal tersebut tidak begitu memberatkan, namun lain halnya bila petani mengalami gagal panen. Bila gagal penen pun petani harus membayar uang sewa tanah. Akibat gagal panen petani harus meminjam uang untuk membayar sewa tanah karena tidak ada hasil panen yang bisa dinikmatinya
Pemerintah melalui Kementrian Pertanian yang memiliki program membantu petani nampaknya belum merata, pasalnya petani di desa Teluk Jambe, Karawang, belum pernah mendapatkan bantuan lansung dari pemerintah.”Didie mah tara aya bantuan ti pamarentah, ti palurah na mah teu nyieun laporan ka pemda. Beda jeung di klari nu tos dibantuan ku pemda”, disini tidak bantuan dari pemerintah, pak lurahnya pun seakan tidak peduli untuk melaporkan keluhan petani ke pemda. Berbeda dengan di daerah Klari yang telah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Ujar pak Atai, seorang petani di desa Teluk Jambe.
Karawang terkenal dengan kota lumbung padi, banyak daerah khusus dijadikan area persawahan. Klari merupakan salah satu area persawahan di Karawang. Bentuk bantuan pemerintah dalam membantu petani antaralain memberikan bibit gratis, subsidi pupuk organik, membantu permodalan dan penyuluhan pertanian terhadap petani. Mungkin pemerintah menyalurkan khusus bantuannya pada area persawahan saja. Bagaimana persawahan yang berada dibawah kelola sebuah perusahaan? Bagaimana nasib petani yang mengalami gagal panen dan kemudian tetap membayar uang sewa tanah yang dimiliki sebuah perusahaan? Apakah bantuan pemerintah tidak tersalurkan pada area persawahan tersebut? Bagaimana sikap pemerintah terhadap pimpinan desa yang tidak peduli terhadap pertanian di desanya?
Pemerintah seharusnya bertindak secara merata dalam membantu petani diseluruh negeri. Area persawahan khusus maupun area persawahan yang berada dalam kelola sebuah perusahaan harus mendapat bantuan yang sama, karena yang para petani inginkan adalah mendapat bantuan dari pemerintah terhadap keadan pertanian saat ini. Pemerintah harus bersikap tegas terhadap pimpinan desa yang menyalahi aturan sebagai pimpinan desa, dan pemerintah bisa membentuk kelembagaan atau LSM yang mengayomi para petani agar petani dipermudah dalam urusan pertanianya. Diskusi antara pemerintah dan pemilik perusahaan pun dapat dilakukan untuk menghasilkan sebuah solusi yang dapat membantu petani. Kelembagaan dan LSM pun perlu diadakan di area persawahan dibawah perusahaan.
Permasalahan diatas belum ditambah kebijakan pemerintah terhadap pengimporan bahan pangan yang tentunya sangat merugikan petani. Begitu prihatinnya pekerjaan mulia seperti petani ini, kurang mendapat perhatian dari pemerintah hingga hidupnya jauh dari garis kesejahteraan. Bertani adalah sebuah pekerjaan yang menentukan kehidupan banyak orang, petani adalah sosok yang mulia dan harus dibantu untuk kesejahteraan hidupnya.


                                                                                        Oleh : Hafidz Ilman Albana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar